Sabtu, 31 Mei 2014
Film District 13: Ultimatium ini dibintangi oleh aktor Cyril Raffaelli (Capt. Damien Tomaso) dan aktor David Belle (Leïto) . film ini diproduksi oleh Eurapacorp. Film ini adalah film yang menggunakan adegan Parkour yaitu seni berpindah dari satu tempat ke tepat lain dengan cepat dan efisien. Film ini adalah film seri ke 2 dari film seri pertamanya yaitu B 13.
------
Tiga tahun setelah sekuel sebelumnya, para penguasa ingin merebut District 13 yang hancur. Kematian ketua mafia, Taha Bemamund, meninggalkan perebutan kekuasaan antara lima kelompok yang ingin menggantikan posisi Taha.
Damien dan Leito kembali ke District 13 untuk membawa perdamaian sebelum pihak berwajib Paris menyelesaikan masalah tersebut secara dramatis.
Silahkan menikmati adegan - adegan Parkour dalam film ini. Tapi ingat ya, jangan ditiru adegan parkournya yaa.. tanpa didampingi yang profesional... :D
---------
Selasa, 15 April 2014
Kurangi Penggunaan Kertas untuk mengerjakan Tugas
Dari melihat judul di atas, kesannya mahasiswa itu malas mau mengerjakan tugas di kertas apalagi ditulis tangan.
Tapi pada kenyataannya setiap mahasiswa mengerjakan tugas kuliah entah itu tugas makalah, laporan praktikum, resum, dll semuanya menggunakan berlembar – lembar kertas apalagi kertas yang digunakan masih baru. Setelah tugas itu dikumpulkan, lalu tugas itu hanya dinilai lalu disimpan atau bahkan dibuang sia – sia tanpa ada manfaat lanjutan dari kertas – kertas itu. Padahal, untuk membuat 1 rim (500 lembar kertas) diperlukan 1 pohon yang berusia 5 tahun yang artinya jika memakai kertas sebanyak 500 lembar, maka sama saja telah menebang 1 pohon yang berusia 5 tahun. Sementara kita tahu bahwa isu lingkungan yang sekarang sedang gencar dibicarakan dan diberitakan di media massa adalah isu mengenai pemanasan global yang salah satunya disebabkan oleh penggundulan hutan secara tak terkendali. Yang saya contohkan di atas hanya penggunaan 1 rim kertas. Padahal setiap hari ada milyaran orang diseluruh dunia yang menggunakan berlembar – lembar atau bahkan puluhan lembar kertas untuk berbagai keperluan. Inilah hal yang disadari atau tidak oleh banyak orang bahwa menggunakan kertas setiap hari dapat semakin merusak hutan.
.
Dari melihat judul di atas, kesannya mahasiswa itu malas mau mengerjakan tugas di kertas apalagi ditulis tangan.
Tapi pada kenyataannya setiap mahasiswa mengerjakan tugas kuliah entah itu tugas makalah, laporan praktikum, resum, dll semuanya menggunakan berlembar – lembar kertas apalagi kertas yang digunakan masih baru. Setelah tugas itu dikumpulkan, lalu tugas itu hanya dinilai lalu disimpan atau bahkan dibuang sia – sia tanpa ada manfaat lanjutan dari kertas – kertas itu. Padahal, untuk membuat 1 rim (500 lembar kertas) diperlukan 1 pohon yang berusia 5 tahun yang artinya jika memakai kertas sebanyak 500 lembar, maka sama saja telah menebang 1 pohon yang berusia 5 tahun. Sementara kita tahu bahwa isu lingkungan yang sekarang sedang gencar dibicarakan dan diberitakan di media massa adalah isu mengenai pemanasan global yang salah satunya disebabkan oleh penggundulan hutan secara tak terkendali. Yang saya contohkan di atas hanya penggunaan 1 rim kertas. Padahal setiap hari ada milyaran orang diseluruh dunia yang menggunakan berlembar – lembar atau bahkan puluhan lembar kertas untuk berbagai keperluan. Inilah hal yang disadari atau tidak oleh banyak orang bahwa menggunakan kertas setiap hari dapat semakin merusak hutan.
Sebagai Mahasiswa Universitas Jember,
saya sangat menyayangkan penggunaan kertas untuk keperluan tugas mahasiswa.
Saya memiliki 2 solusi dari permasalahan di atas.
1. 1. Menghimbau kepada seluruh dosen dan asisten
praktikum di lingkungan UNEJ untuk memberi tugas kepada mahasiswa dalam bentuk berkas
digital (soft copy).
Solusi ini sangat tepat digunakan karena dengan
mengumpulkan tugas dalam bentuk berkas digital, maka telah meniadakan
penggunaan kertas dalam mengerjakan tugas yang artinya sama dengan tidak menebang
pohon untuk mengerjakan tugas kuliah. Solusi ini sama dengan Paperless.
2. 2. Meningkatkan penggunaan kertas daur ulang
untuk tugas mahasiswa di lingkungan UNEJ.
Jika solusi pada no. 1 dirasa rawan
plagiatisme alias sangat mudah bagi mahasiswa untuk melakukan copy paste, maka
solusi lainnya adalah menggunakan kertas daur ulang atau yang biasa disebut
kertas buram. Dengan mendaur ulang kertas yang sudah tidak dipakai, maka sama
dengan tidak menebang pohon dan tentunya bisa menghemat uang karena harga
kertas daur ulang lebih murah daripada harga kertas baru. Untuk meningkatkan penggunaan
kertas daur ulang dalam pemberian tugas kepada mahasiswa di lingkungan
Universitas Jember, maka perlu dibentuk tempat daur ulang kertas di dalam
kampus yang bisa diberi nama “Rumah Daur Ulang Kertas”. Lalu untuk mengurus
tempat daur ulang tersebut maka harus dibentuk suatu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang mengurusi proses pendaur ulangan kertas. Mungkin solusi daur ulang kertas
ini adalah solusi yang paling tepat karena selain bisa meminimalisir penggunaan
kertas baru hasil dari penebangan pohon, praktek plagiatisme pun tetap relatif lebih
sulit dilakukan oleh mahasiswa.
Memang penggunaan kertas yang masih baru
bukan hasil daur ulang tidak bisa ditiadakan sepenuhnya terutama penggunaannya untuk
kegiatan, lembaga dan hal – hal lain yang sifatnya formal. Tapi paling tidak
penggunaan kertas baru bisa dikurangi dengan cara digantikan dengan menggunakan
kertas daur ulang. Itulah 2 solusi yang bisa saya berikan untuk mengkampanyekan
Paperless dalam rangka memperingati Hari Bumi Internasional pada tanggal
22 April 2014 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi (HMPSPB) Lumba – Lumba UNEJ. Ayo, Kita Tingkatkan dan Kampanyekan Paperless Demi Menyelamatkan Hutan Kita...!!!
Pemanasan Global Ternyata Lebih Parah Dari Perkiraan
Berkat aktivitas manusia, jumlah gas rumah kaca di atmosfir melonjak ke level yang tidak terbayangkan dalam sejarah manusia
Minggu, 16 Maret 2014
Ternyata sistem iklim bumi lebih sensitif dalam meningkatkan gas rumah
kaca, penemuan terbaru tentang pemanasan global menunjukan, jika
pemotongan emisi harus dilakukan untuk menjaga pemanasan bumi dibawah
level berbahaya.
Peneliti menemukan, jika bumi mengalami
peningkatan panas lebih dari 20% selama beberapa dekade, bahkan
melampaui estimasi awal. “Respon iklim sementara” adalah ukuran yang
menangkap seberapa besar bumi kita menghangat, terkait dengan banyaknya
gas rumah dan polutan lain.
Berkat aktivitas manusia, seperti
memakai bahan bakar fosil, jumlah gas rumah kaca di atmosfir melonjak ke
level yang tidak terbayangkan dalam sejarah manusia. Contohnya 2013,
jumlah karbon dioksida yang menjadi gas rumah kaca di atmosfir, telah
menyentuh 400 ppm, angka ini merupakan level tertinggi selama 800,000
tahun belakangan.
Drew T. Shindell dari NASA juga melakukan
penelitian menggunakan komputer pintar, mereka melihat gas buang dari
reaktor dan kendaraan, yang biasa disebut aerosol. Shindell menemukan,
aerosol sangat berdampak dalam pemanasan global karena substansi ini
banyak berada di belahan utara bumi.
Reto Knutti, profesor dari
Institute for Atmospheric and Climate Science, Zurich. Menyatakan jika
penemuan terbaru tentang pemanasan global dari Shindell adalah hal
penting yang membuka pemahaman kita.
“Dalam pandangan saya,
hasilnya sangat jelas. Akan menjadi berita bagus jika kita bisa
menyesuaikan perbedaan antar metode ini, dan berita buruknya, sepertinya
kita tidak bisa terhindar dari pemanasan global.” Sumber: http://intisari-online.com/
Kalau pemanasan global terus menerus jadinya kayak gambar di bawah ini: :-(
www.unej.ac.id www.biofkip.blogspot.com www.biologinote.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)